Saturday, March 8, 2008
Rumah Mediterania Gigantis
Okezone.com, Selasa, 1 Januari 2008 - 15:18 wib
RUMAH Azhar Yacob sengaja dibuat lebih tinggi dari dataran sekitarnya. Selain berfungsi terhindar dari banjir, juga membuat fasadnya tampak anggun dan gagah.
Penggunaan pilar-pilar pada fasadnya, jadi ciri khas dari rumah bergaya Mediteranian. Tiga pilar yang berdiri dengan posisi dua di tengah dan satu di akses pintu samping sudah cukup menegaskan kalau rumah ini juga bisa disebut gigantis.
"Dari ketinggian aslinya, saya naikkan 2 meter," ujar Yacob. Karena tinggi, konsekuensinya akses masuk ke rumah harus menanjak dan menggunakan beberapa anak tangga. Yacob bercerita kalau mobilnya sering slip saat ingin masuk ke area carport jika hujan turun. Itu sebabnya, dia membuat akses carport tersebut berkontur kasar selain jalan depan rumah yang sengaja ditinggikan setengah meter, untuk mengimbangi fasad rumahnya.
Akan tetapi, kontur kasar tersebut tidak lepas dari desain yang apik. Yacob sengaja membuat akses tersebut dibuat selang- seling antara bagian yang kasar dengan bagian yang menggunakan bebatuan kecil. Dengan begitu, selain bermanfaat, juga tetap memperindah rumah yang dibangun tahun 2005 ini.
Masuk ke teras depan rumah juga harus melewati beberapa anak tangga yang menggunakan lantai granit dari China yang tak berbeda dengan terasnya. Di sebelah teras tersebut juga terdapat taman dengan kolam ikan hias menggunakan air pancuran bergaya minimalis.
"Ini sedikit berbeda, soalnya dibangun belakangan, dan saya rasa kombinasinya malah bagus," sebut Yacob.
Kolam ikan tersebut juga didesain sengaja tidak terlalu dalam agar ikan-ikannya bisa terlihat jelas. Selain itu, dasar kolam juga sengaja menggunakan warna biru muda sehingga aksen warna tersebut bisa kontras dengan warna fasad rumah yang memakai cokelat dengan turunannya dan hijau dari tanaman di sekitar kolam.Permainan warna ini jadi salah satu trik agar area depan rumah tidak terlalu monoton dan sedikit berbeda.
Memasuki ruang tamu yang menggunakan satu set kursi bergaya victorian, penghuni rumah akan langsung menemukan sebuah kamar yang digunakan ketiga anak pasangan asli Sumatera ini.
Pada ruang tamu terdapat sebuah partisi dari beton yang didesain terbuka, dan dimanfaatkan untuk meletakkan aksesori pajangan. Karena itu walaupun terbuka, tetap tidak gamblang.
(sindo//tty)
Sumber : Okezone.com
URL : http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/01/01/30/71980/
rumah-mediterania-gigantis
Monday, March 3, 2008
Rumah tropis hemat energi untuk hadapi pemanasan global
Salah satunya solusi untuk mengurangi dampak pemanasan global, adalah dengan menerapkan disain rumah tropis hemat energi. Faktanya, rumah yang boros energi, sekitar 80% berasal dari kesalahan desain arsitektur. Berbagai aspek tentang disain rumah tropis hemat energi dibahas dalam
Rumah yang memanfaatkan cahaya matahari untuk pencahayaan di siang hari © WWF-Indonesia/2007.
21 September 2007 kegiatan Seminar Sehari "Home Design Going Green" (HDGG), di Hotel Ciputra, Jakarta pada 5 September 2007.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ciputra, Century 21 Indonesia, Majalah TREN, dan Tabloid Bintang HOME ini merupakan bentuk kepedulian praktisi dunia desain, dalam menghadapi masalah pemanasan global. Harapannya, peserta dapat mempengaruhi lingkaran jejaring yang lebih luas dan mempromosikan pembangunan rumah hemat energi kepada para kliennya. WWF-Indonesia sangat mengapresiasi partisipasi praktisi dunia desain sumbangan dalam menghadapi masalah Pemanasan Global. Hemat Enegi Dr. Ir. Eddy Prianto CES, DEA, salah satu pembicara yang mendapatkan award dari Persatuan Insinyur Indonesia 2007 untuk konsep Rumah Hemat Energi, menyampaikan, " Desain arsitektur rumah yang respek terhadap kondisi iklim setempat, sinar matahari dan gerakan udara untuk kenyamanan penghuni dalam beraktifitas merupakan satu langkah maju. Rumah tropis hemat energi juga bentuk tanggapan atas konteks sosial yang terjadi, yaitu krisis listrik, gerakan hemat listrik, dan pemanasan global." Dalam diskusi terungkap bahwa konsumsi listrik memberi sumbangan kenaikan emisi CO2 sebesar 19%. Di rumah tinggal, penggunaan pendingin ruangan menempati urutan pertama konsumsi listrik (38%) , diikuti oleh komputer (10%); penanak nasi (10%); mesin cuci (9%); setrika (9%); mesin air (6%); lampu (5%); pemanas air (4%); kipas: 3%; lemari es dan televisi (2%) serta radio/tape (1%). Sementara untuk gedung, penggunaan AC mencapai (39%), lampu (24%); kipas angin (17%); lift ( 7%) dan perlengkapan lainnya sebesar 1(3%).
Upaya untuk menghemat listrik dapat dilakukan dengan cara beradaptasi dengan lingkungan dan mengurangi panas yang datang dari luar, lalu diikuti dengan perbaikan konfigurasi arsitektural. "Saat ini 2/3 panas ruangan disebabkan oleh desain atap yang salah, padahal penggunaan atap bening dapat menyerap hingga 90% panas", jelas Prianto. Tantangan UtamaBagi Indonesia, dengan iklim tropis, perlu diterapkan pendekatan enam strategi rumah hijau, yaitu mencakup pelapis bangunan, penerangan, pemanasan, pendinginan, konsumsi energi, dan pengelolaan limbah.
Rumah dengan sistem pencahayaan hijau dapat mengurangi konsumsi energi. Karena semakin banyak pepohonan tumbuh di sekitar rumah, semakin berkurang intensitas panas. Selain kenyamanan dari sisi thermal, tersedia juga kenyamanan dari sisi visual.
Energi matahari yang melimpah dimanfattkan untuk menciptakan kemandirian energi di rumah. Salah satunya, dengan aspek desain yang menempatkan solar panel di sisi rumah yang menghadap barat yang mendapatkan terpaan sinar matahari paling tinggi dan lama. Selain memanfaatkan energi, hal ini dapat mengurangi panas yang merambat di dinding rumah, dan mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
Diakui peserta bahwa bagian tersulit dalam menciptakan rumah hemat energi adalah mengubah aspek kebiasaan individu. Jika menyangkut kebiasaan, cara paling efektif untuk mengajak individu agar berubah adalah dengan contoh. Para praktisi dunia desain juga menyadari, mereka harus memiliki posisi tawar yang kuat dihadapan klien, sehingga klien dapat menerima rancangan rumah tropis hemat energi.
Seminar "Home Design Going Green" ini merupakan langkah awal dari serial seminar untuk mempopulerkan desain Rumah Tropis Hemat Energi. Jika semakin banyak masyarakat yang bersedia menerapkannya, semakin hemat energi yang digunakan, semakin nyaman bumi kita.
Salah satunya solusi untuk mengurangi dampak pemanasan global, adalah dengan menerapkan disain rumah tropis hemat energi. Faktanya, rumah yang boros energi, sekitar 80% berasal dari kesalahan desain arsitektur. Berbagai aspek tentang disain rumah tropis hemat energi dibahas dalam
Rumah yang memanfaatkan cahaya matahari untuk pencahayaan di siang hari © WWF-Indonesia/2007.
21 September 2007 kegiatan Seminar Sehari "Home Design Going Green" (HDGG), di Hotel Ciputra, Jakarta pada 5 September 2007.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ciputra, Century 21 Indonesia, Majalah TREN, dan Tabloid Bintang HOME ini merupakan bentuk kepedulian praktisi dunia desain, dalam menghadapi masalah pemanasan global. Harapannya, peserta dapat mempengaruhi lingkaran jejaring yang lebih luas dan mempromosikan pembangunan rumah hemat energi kepada para kliennya. WWF-Indonesia sangat mengapresiasi partisipasi praktisi dunia desain sumbangan dalam menghadapi masalah Pemanasan Global. Hemat Enegi Dr. Ir. Eddy Prianto CES, DEA, salah satu pembicara yang mendapatkan award dari Persatuan Insinyur Indonesia 2007 untuk konsep Rumah Hemat Energi, menyampaikan, " Desain arsitektur rumah yang respek terhadap kondisi iklim setempat, sinar matahari dan gerakan udara untuk kenyamanan penghuni dalam beraktifitas merupakan satu langkah maju. Rumah tropis hemat energi juga bentuk tanggapan atas konteks sosial yang terjadi, yaitu krisis listrik, gerakan hemat listrik, dan pemanasan global." Dalam diskusi terungkap bahwa konsumsi listrik memberi sumbangan kenaikan emisi CO2 sebesar 19%. Di rumah tinggal, penggunaan pendingin ruangan menempati urutan pertama konsumsi listrik (38%) , diikuti oleh komputer (10%); penanak nasi (10%); mesin cuci (9%); setrika (9%); mesin air (6%); lampu (5%); pemanas air (4%); kipas: 3%; lemari es dan televisi (2%) serta radio/tape (1%). Sementara untuk gedung, penggunaan AC mencapai (39%), lampu (24%); kipas angin (17%); lift ( 7%) dan perlengkapan lainnya sebesar 1(3%).
Upaya untuk menghemat listrik dapat dilakukan dengan cara beradaptasi dengan lingkungan dan mengurangi panas yang datang dari luar, lalu diikuti dengan perbaikan konfigurasi arsitektural. "Saat ini 2/3 panas ruangan disebabkan oleh desain atap yang salah, padahal penggunaan atap bening dapat menyerap hingga 90% panas", jelas Prianto. Tantangan UtamaBagi Indonesia, dengan iklim tropis, perlu diterapkan pendekatan enam strategi rumah hijau, yaitu mencakup pelapis bangunan, penerangan, pemanasan, pendinginan, konsumsi energi, dan pengelolaan limbah.
Rumah dengan sistem pencahayaan hijau dapat mengurangi konsumsi energi. Karena semakin banyak pepohonan tumbuh di sekitar rumah, semakin berkurang intensitas panas. Selain kenyamanan dari sisi thermal, tersedia juga kenyamanan dari sisi visual.
Energi matahari yang melimpah dimanfattkan untuk menciptakan kemandirian energi di rumah. Salah satunya, dengan aspek desain yang menempatkan solar panel di sisi rumah yang menghadap barat yang mendapatkan terpaan sinar matahari paling tinggi dan lama. Selain memanfaatkan energi, hal ini dapat mengurangi panas yang merambat di dinding rumah, dan mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
Diakui peserta bahwa bagian tersulit dalam menciptakan rumah hemat energi adalah mengubah aspek kebiasaan individu. Jika menyangkut kebiasaan, cara paling efektif untuk mengajak individu agar berubah adalah dengan contoh. Para praktisi dunia desain juga menyadari, mereka harus memiliki posisi tawar yang kuat dihadapan klien, sehingga klien dapat menerima rancangan rumah tropis hemat energi.
Seminar "Home Design Going Green" ini merupakan langkah awal dari serial seminar untuk mempopulerkan desain Rumah Tropis Hemat Energi. Jika semakin banyak masyarakat yang bersedia menerapkannya, semakin hemat energi yang digunakan, semakin nyaman bumi kita.
Desain Rumah Minimalis
Desain rumah akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Kita bisa mendapati berbagai jenis desain rumah yang berkembang di masyarakat dewasa ini, antara lain desain rumah minimalis, modern, mediterania, klasik dan sebagainya. Hal ini merupakan keharusan sesuai perkembangan jaman, kita semakin menyadari bahwa peran desain dan arsitek sangat berpengaruh bagi keindahan desain rumah kita.
Desain rumah bergaya minimalis adalah yang perkembangannya sangat pesat akhir-akhir ini. Kami dari astudio mendapati banyak orang menghendaki menggunakan gaya minimalis untuk mengikuti mode. Biasanya kalangan yang tertarik untuk menggunakan gaya minimalis adalah dari mereka yang masih berjiwa muda. Para eksekutif muda menyukai gaya minimalis, karena gaya yang ini dipandang praktis dan dapat mewakili gaya hidup modern mereka.
Desain rumah bergaya minimalis adalah yang perkembangannya sangat pesat akhir-akhir ini. Kami dari astudio mendapati banyak orang menghendaki menggunakan gaya minimalis untuk mengikuti mode. Biasanya kalangan yang tertarik untuk menggunakan gaya minimalis adalah dari mereka yang masih berjiwa muda. Para eksekutif muda menyukai gaya minimalis, karena gaya yang ini dipandang praktis dan dapat mewakili gaya hidup modern mereka.
Sebenarnya, gaya minimalis bukanlah sebuah gaya arsitektur saja, namun dibalik itu, gaya ini memiliki jawaban atas tantangan jaman yaitu mendapatkan 'hasil maksimal dari sesuatu yang minimal'. Bisa jadi ini merupakan dana pembangunan yang minim, atau gaya hidup yang diminimalkan. Seringkali gaya ini dipakai karena keterbatasan dana, namun menjadi sangat menarik karena dengan keterbatasan ini kita masih dapat mengikuti mode tren arsitektur terkini.
Simak saja, tampilan rumah tanpa ornamen berlebihan, memakai bahan-bahan material yang diekspos sehingga terkesan jujur dalam penampilannya, tidak berlebihan. Bila dicari ibaratnya, seperti seorang eksekutif muda yang hendak pergi kekantor, dengan pakaian elegan yang tidak berlebihan, bersih dan praktis. Namun karena hal ini merupakan mode, maka kita masih merasa 'memiliki bagian' dari mode yang sedang berkembang saat ini. Bagi banyak orang, hal ini sangat menyenangkan (mungkin Anda juga senang dengan mengikuti mode saat ini?)
Gaya minimalis pada intinya merupakan suatu jawaban atas keadaan yang dicetuskan oleh orang-orang yang menganut paham minimalisme sebagai protes atas keadaan masyarakat yang tidak menghargai sumber daya alam dengan mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam untuk hal-hal yang tidak perlu dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan minimalisme ini merupakan gerakan 'back to basic' atau kembali kepada kesederhanaan, konon gerakan ini timbul di Amerika yang merupakan suatu hal yang dapat dianggap positif dari suatu gerakan jaman modern.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh sudut ruangan yang 'minimalis', dimana ruangan ini sama sekali tidak terlihat berhias, namun jujur apa adanya. Namun dengan desain ini kita justru bisa merasakan suatu ruang yang lapang dan lega. Istilahnya 'tidak ribet'.
Bagi kita yang menyukai gaya hidup modern, gaya ini bisa jadi merupakan pilihan untuk melengkapi gaya hidup sehari-hari kita. Misalnya bila pasangan suami istri dalam satu rumah sama-sama bekerja, dan terbiasa dengan gaya hidup yang cepat, simple dan praktis.
Meskipun demikian, dalam desain rumah bergaya minimalis, kita perlu memperhatikan kesesuaiannya dengan iklim. Karena gaya minimalis merupakan gaya modern yang sangat sederhana dan berasal bukan dari negeri kita, kita perlu memperhatikan faktor-faktor iklim tropis seperti hujan dan panas matahari, antara lain dengan membuat rumah kita bisa berhadapan dengan tampias matahari ataupun panas yang menyengat.
Bagi kita yang menyukai gaya hidup modern, gaya ini bisa jadi merupakan pilihan untuk melengkapi gaya hidup sehari-hari kita. Misalnya bila pasangan suami istri dalam satu rumah sama-sama bekerja, dan terbiasa dengan gaya hidup yang cepat, simple dan praktis.
Meskipun demikian, dalam desain rumah bergaya minimalis, kita perlu memperhatikan kesesuaiannya dengan iklim. Karena gaya minimalis merupakan gaya modern yang sangat sederhana dan berasal bukan dari negeri kita, kita perlu memperhatikan faktor-faktor iklim tropis seperti hujan dan panas matahari, antara lain dengan membuat rumah kita bisa berhadapan dengan tampias matahari ataupun panas yang menyengat.
Subscribe to:
Posts (Atom)